Hilmi Husada, Senin 26 Nopember 2012
Penulis
yang baik adalah pembaca yang baik. Itu sebabnya, jika Anda tertarik untuk
terjun ke dunia kepenulisan, syarat utamanya adalah harus merajinkan dan
membiasakan diri untuk membaca. Membaca apa saja yang bisa dibaca. Insya Allah,
dengan banyak membaca akan sangat menumpuk ide yang bisa dijadikan sebagai
bahan tulisan. Khusus dalam pembahasan ini (dan yang paling sering ditulis)
adalah menulis artikel.
Artikel
sendiri bisa berarti karya tulis seperti berita atau esai. Esai adalah karangan
prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah secara
sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Itu sebabnya, artikel di
media massa itu bertaburan data-data teknis, tapi lebih ke arah pemaparan
sepintas lalu dan itu murni pendapat pribadi penulisnya setelah membaca
pendapat lain dari begitu banyak karya yang telah dibacanya. Nah, bagaimana
memulainya? Ada beberapa tips sederhana yang bisa dicoba:
Memilih
topik
Memilih
topik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula
memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Padahal,
tema atau topik yang bisa diangkat menjadi tulisan begitu banyak dan mudah kita
dapatnya. Coba cari yang dekat dengan kita deh. Tanya teman kanan-kiri, nguping
dari sana-sini. Atau bisa juga baca koran pagi ini, cari berita yang menarik.
Setelah dapat, Anda bisa menulis ulang dengan sudut pandang Anda. Misalnya,
judul berita yang Anda ambil adalah perilaku seks bebas remaja. Setelah baca
berita itu, dari mulai fakta dan arahnya ke mana, Anda bisa bikin ulang dengan
pengembangan yang Anda suka, dengan cara Anda sendiri. Anggap saja misalnya
Anda sebagai wartawan yang menyelidiki kasus itu. Andi bisa ubah dengan versi
baru tentang penyelidikan kasus seks bebas di kalangan remaja. Sebagai latihan
aja kan? Mungkin kok. Coba deh!
Meski
demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih topik:
1) Cari yang sedang
menjadi tren.
2) Atau bisa juga kita
menciptakan tren.
3) Pilih yang dekat
dengan kebanyakan sasaran pembaca kita.
4) Hindari topik yang
tidak kita kuasai atau menimbulkan polemik yang tak perlu.
5) Biasakan berlatih
mengikuti peristiwa yang berkembang untuk bahan tulisan.
Membuat
kerangka tulisan
Ada
baiknya memang membuat kerangka tulisan. Dalam bahasa kerennya, Anda perlu
membuat outline. Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa
yang harus kita tulis. Ibarat Pak Tani yang akan menggarap sawah, ia harus
menentukan batas garapannya. Supaya tak melebar kemana-mana, apalagi sampe
ngambil jatah orang.
Dengan
membuat kerangka tulisan, kita akan mudah untuk menentukan maksud dan arah
tulisan. Bahkan kita juga bisa berhemat dengan kata-kata, termasuk pandai
memilih kosa kata yang pas untuk alur tulisan kita. Beberapa panduan untuk
membuat kerangka tulisan:
1) Paparkan fakta-fakta
seputar tema yang akan kita bahas.
2) Lakukan penilaian
atas fakta-fakta itu. Sudut pandang rasional dan syariat.
3) Kumpulkan bahan-bahan
pendukung argumentasi kita.
4) Kesimpulan.
Menabung
kosa kata
Untuk
menjadi penulis, bolehlah kita mencoba untuk menabung kosa kata. Mengumpulkan
setiap hari lima saja. Maka dalam sebulan kita punya tabungan kosa kata sekitar
150 buah. Banyak bukan? Kosa kata itu cukup untuk memoles tulisan yang kita
buat. Sebab, menulis adalah keterampilan mengolah data-data dalam suatu
rangkaian kata. Ibarat kita mau membangun rumah, batu-bata sudah siap, semen
dan pasir udah banyak, batu untuk pondasi udah menumpuk. Begitupun dengan kayu,
bambu, cat, keramik dan genteng, sampe yang pernik-pernik seperti paku dan
instalasi listrik semua udah lengkap.
Perlu
keahlian khusus tentunya untuk merangkai semua itu jadi sebuah rumah. Menata
batu untuk pondasi, memasang batu-bata dan merekatkannya dengan campuran semen,
kapur, dan pasir. Memasang kayu-kayu untuk jendela dan pintu. Tembok yang sudah
jadi, perlu dilapisi dempul sebelum akhirnya dicat dengan warna kesukaan kita.
Menyusun genteng untuk menutupi atap rumah kita. Sampe rumah itu jadi dan enak
dipandang mata. Mengasyikan tentunya.
Buatlah
judul yang menarik
Pembaca
akan mudah tertarik untuk membaca sebuah tulisan, jika judulnya juga menarik.
Anggap saja judul itu sebagai pancingan. Itu sebabnya, boleh dibilang membuat
judul perlu ‘keterampilan’ khusus. Tapi jangan kaget dulu, kita bisa belajar
untuk membuatnya. Hanya perlu waktu dan sedikit kerja keras dan kerja cerdas
untuk terus berlatih. Yakin bisa deh.
Sebagai
latihan awal, cobalah Anda sering membaca tulisan orang lain. Kalau Anda mau,
coba baca majalah-majalah ibu kota yang oke mengolah kata dalam membuat judul
(misalnya TEMPO, GATRA, GAMMA, dan KONTAN). Perhatikan judul-judul tulisannya.
Makin banyak Anda membaca judul tulisan-tulisan tersebut, kian terasah
imajinasi Anda untuk membuat judul yang menarik hasil kreasi Anda sendiri.
Terus terang saya juga banyak menggali ide untuk membuat judul dari
majalah-majalah tersebut (selain banyak juga dari buku-buku dan majalah
lainnya).
Untuk
jenis tulisan yang ngepop, buatlah judul yang pendek. Paling tidak dua sampai
empat kata. Jangan sampe panjang seperti rangkaian kereta api (ini cocoknya
untuk skripsi). Sebab, jika judul yang kita buat panjang--padahal tulisan
ngepop--membuat orang tak tertarik untuk membacanya. Mungkin akan dilewati aja
tulisan Anda tersebut. Padahal, boleh jadi isinya sangat menarik.
Judul
yang menarik, tidak saja membuat orang penasaran untuk membaca tulisan Anda,
tapi juga menunjukkan kelihaian kamu dalam mengolah kata-kata.
Pastikan
membuat subjudul
Subjudul
amat menolong kita untuk menggolongkan dan membatasi pembahasan dalam sebuah
tulisan jenis artikel dan berita. Pembaca pun dibuat mudah membaca alur tulisan
yang kita rangkai. Sehingga mereka terus bertahan untuk mengikuti tulisan kita
sampai habis. Mereka juga akan sangat terbantu memahami apa yang kita tulis.
Itu sebabnya, sub-judul menjadi begitu penting dalam sebuah tulisan.
Subjudul
dalam sebuah tulisan, juga berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan dalam
membaca. Kita juga jadi ada nafas baru untuk menyegarkan kembali tulisan yang
akan kita buat. Jadi, berlatihlah untuk membagi alur dengan tanpa memenggal
rangkaian dari inti tulisan kita. Itu sebabnya, membuat subjudul adalah solusi
paling jitu untuk membagi alur.
Lead
menggoda
Lead, alias teras berita
adalah sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik penting bagi pembaca. Lead
yang menarik, sangat boleh jadi akan merangsang pembaca untuk terus membaca isi
berita atau artikel yang kita buat. Jika lead-nya kurang menarik,
pembaca akan mengucapkan “wassalam” saja. Mereka merasa cukup membaca sebatas
judul, atau satu kalimat atau alinea di depan yang tak menarik itu. Jadi, perlu
mendapat perhatian juga supaya tulisan yang kita buat mampu menggoda pembaca
untuk melanjutkan bacaannya. Boleh dibilang selain judul, lead adalah
jajanan yang ‘wajib’ memikat hati pembaca. Itu sebabnya, lead menjadi
begitu penting, meski tidak pokok tentunya.
Nah,
sekarang, cobalah berlatih menulis artikel ini. Oke?[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar